Jumat, 02 Oktober 2015

Anggrek Bulan, Phalaenopsis amabilis

Puspa pesona dari famili orchidaceae ini termasuk dalam anggrek epifit yang menyukai sedikit sinar matahari dan termasuk anggrek dataran rendah serta menyukai tempat lembap. penyebaran anggrek bulan cukup luas dari Indonesia, Malaysia, Philipina, dan Australia. tumbuhan anggrek bulan bersifat monopodial (tidak bercabang) dan membentuk roset akar. Daun hijau berbentuk lonjong dengan panjang sekitar sejengkal. Akar berwarna putih dan berdaging. Bentuk bunga cenderung bulat dengan diameter sekitar 10 cm berwarna putih dengan lidah kuning, mengeluarkan sedikit aroma wangi, bunga anggrek ini mampu bertahan hingga sekitar satu bulan.

Di alam anggrek bulan semakin sulit dijumpai karena rusaknya habitat maupun perburuan anggrek. Saya merasa masih beruntung bisa melihat anggrek bulan dihabitatnya beberapa tahun lalu sekitar 2 km dari tempat saya mengajar. Sekarang pohon nangka yang dihuni anggrek bulan sudah ditebang.
Menurut cerita warga dulu anggrek bulan sangat banyak di daerah itu, dengan semakin banyak pohon yang ditebang musnahlah juga anggrek ini. selain itu sering ada pemburu anggrek yang datang, para pemburu anggrek memberi anggrek dari warga yang memiliki pohon tempat anggrek ini hidup, satu anggrek berbunga dihargai sekitar 20.000 rupiah. di alamnya anggrek bulan sangat cepat berkembang, saat musim kemarau banyak anggrek yang mati, hanya beberapa anggrek yang mampu bertahan. Tetapi saat hujan disekitar anggrek yang tersisa akan bermunculan anak-anak anggrek Anggrek lama maupun anggrek baru akan segera berbunga, yang dulu saya saksikan anak anggrek dengan 2-3 daun sudah berbunga. Setelah berbunga, beberapa bunga akan menghasilkan buah anggrek, satu buah anggrek memiliki jutaan biji. sayangnya biji anggrek tidak memiliki cadangan makanan. Buah yang tua akan pecah dan tertiup angin, beberapa biji jatuh di kulit pohon berlumut atau di akar anggrek dewasa, biji inilah yang akan tumbuh menjadi anggrek baru dimusim penghujan yang akan datang. Biji anggrek yang jatuh ditempat yang tidak sesuai akan segera mati begitu berkecambah karena tidak mampu memenuhi nutrisi untuk pertumbuhanya dan juga karena serangan jamur. Biji anggrek yang jatuh di lumut ada yang mampu tumbuh karena beberapa lumut mempunyai zat anti jamur dan lebih banyak lagi anak anggrek yang muncul disekitar akar anggrek dewasa yang mampu melewati kemarau dikarenakan anggrek membuthkan sinbiosis dengan bakteri rizobium, dengan berkecambah didekat akar anggrek secara otomatis bakteri rizobium akan langsung berzimbiosis dengan anak anggrek senhingga anak anggrek tidak mati kelaparan.
Konon P. amabilis (L) Bl pertama kali ditemukan di Ambon pada tahun 1750. dalam buku Herbarium Amboinense 6:99, Rumphius memberi nama anggrek ini Angraecum alba-majus. Di waktu yang hampir bersamaan (1752) Peter Osbeck membawa anggrek yang sama dari jawa barat dan diidentifikasi oleh Linnaeus sebagai Epidendrum amabile yang diterbitkan dalam Species Plantanum (1753). Pada tahun 1825 Blume memasukkan tumbuhan ini dalam genus Phalaenopsis dan diberi nama Phalaenopsis amabilis dan dipublikasikan dalam Bijdegen (p.294) dan nama ini disepakati sebagai nama taksonomi dari anggrek bulan hingga saat ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar